Kesulitan belajar adalah individu dengan gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat memengaruhi kemampuan berpikir, membaca, berhitung, dan berbicara. Disebabkan adanya gangguan persepsi, brain injury, difsungsi minimal otak, dyslexia, dan afasia perkembangan. Individu kesulitan atau keterlambatan belajar, biasanya memiliki IQ di bawah atau di atas rata-rata, mengalami gangguan persepsi-motorik, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang serta keterlambatan perkembangan konsep.
Kesulitan belajar dapat menghinggapi individu dalam waktu yang lama. Beberapa kasus memperlihatkan bahwa kesulitan ini mengarungi banyak aspek kehidupan seseorang, baik itu disekolah, pekerjaan, rutinitas sehari-hari, kehidupan keluarga, atau bahkan terkadang dalam hubungan persahabatan atau permainan. Beberapa penderita menyatakan bahwa kesulitan ini berpengaruh pada kebahagiaan mereka. Sementara itu bagi penderita lain, gangguan ini menghambat proses belajar mereka, sehingga tentu saja berdampak pada aspek lain dari kehidupan mereka. Terkadang seseorang juga mengalami berbagai kesulitan belajar yang saling tumpang tindih, sementara itu yang lainya ada yang mengalami satu macam kesulitan belajar saja, sehingga hanya sedikit pengaruhnya bagi aspek lain dari kehidupan mereka.
Mengenali kesulitan belajar jelas berbeda dengan mendiagnosis penyakit cacar air atau campak. Cacar air dan campak tergolong penyakit dengan gejala yang dapat dikenali dengan mudah. Berbeda dengan kesulitan belajar yang sangat rumit dan meliputi begitu banyak kemungkinan penyebab, gejala-gejala, perawatan, serta penanganan. Kesulitan belajar yang memiliki beragam gejala ini, sangatlah sulit untuk didiagnosis dan dicari penyebabnya secara pasti. Hingga saat ini, belum ditemukan obat atau perawatan yang sanggup penyebutkan mereka sepenuhnya.
Tidak semua kesulitan dalam proses belajar dapat disebut kesulitan belajar. Sebagai anak mungkin hanya mengalami kesulitan dalam mengembangkan bakatnya. Kadang individu memperlihatkan ketidakwajaran dalam perkembangan alaminya, sehingga tampak seperti penderita kesulitan belajar, namun ternyata hanyalah keterlambatan dalam proses pendewasaan diri saja. Sebenarnya, para ahli telah menentukan kriteria-kriteria pasti dimana seseorang dapat dinyatakan sebagai penderita kesulitan belajar, yang salah satunya termuat dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual Of Mental Disorders).
Kesulitan belajar dapat dibagi menjadi tiga katagori besar, yaitu: (1) kesulitan berbicara dan bahasa; (2) gangguan kemampuan akademik; dan (3) kesulitan lainya, mencakup kesulitan dalam mengkoordinasi gerakan anggota tubuh serta permasalahan belajar yang belum dicakup oleh kedua kategori di atas.