Tuesday, April 6, 2021

Pesantren Autis Malang

Pesantren Autis Malang
Islamic Boarding Autism Malang (IBAM) adalah desain sekolah terpadu yang berusaha mengintegrasikan konsep pendidikan pesantren (ma'had), pendidikan khusus (special education) dan intervensi psikologi Islam (Islamic Psychology), ke dalam penanganan kasus-kasus kejiwaan (psychosis) dan anak berkebutuhan khusus (special need). 

Hadirnya IBAM adalah bentuk respon terhadap tuntutan para orangtua (stakeholders) akan hadirnya praktik layanan kesehatan jiwa (mental health) dan pendidikan khusus, yang bersifat holistik dan terintegrasi. Dalam arti, tidak sekadar mampu memberikan layanan rehabilitasi dan penyembuhan kasus-kasus mental dan berkebutuhan khusus. Lebih dari itu, pembentukan manusia utuh, bernilai, dan sehat lahir batin (biopsikososial-spiritual), di atas kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. 

Aplikasi nilai-nilai al-Qur'an, as-Sunnah, dan khazanah ke-Islaman dalam praktik pemeriksaan, intervensi, modifikasi perilaku, psikoedukasi, optimalisasi minat bakat, pengaturan gizi (nutrisi), model pengasuhan, dan pembentukan karakter adalah prinsip dan semangat yang menjiwai setiap pembelajaran dan penatalaksanaan peserta didik (santri) IBAM. 

Agama mengajarkan, setiap individu berbakat dan istimewa, tidak ada produk ciptaan Allah yang gagal. Hadirnya setiap penyakit, apapun jenisnya (fisik/mental) Allah juga telah mempersiapkan obatnya. Setiap manusia dan jin, diciptakan hanya untuk menghamba kepada-Nya dan hanya jiwa-jiwa yang tenang (suci lahir batin) yang secara totalitas diterima oleh Allah di yaumil akhir.

Aspek lain, pendorong kehadiran IBAM adalah permintaan banyak orangtua (ex: Jawa dan luar Jawa), yang meyakini bahwa sistem pendidikan pesantren, klinik dan pendidikan khusus adalah desain layanan tersesuai bagi anak. Banyak orangtua mengatakan, "Apa sih yang bisa dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus, terutama secara akademik. Bagi kami orangtua, cukup kalau dia bisa mandiri, minat bakatnya tersalurkan, kalaupun itu semuanya tetap tidak bisa, cukup bagi kami anak bisa sholat dan mendoakan kedua orangtuanya secara mandiri".  

Merujuk kondisi di atas, kehadiran Islamic Boarding Autism Malang (IBAM) adalah sebuah keharusan. Meski bagi setiap muslim, kehadiran anak-anak berkebutuhan khusus dan berbakat harus tetap diyakini sebagai bentuk kehendak dan anugerah terindah dari Allah. Tegasnya, agama, hukum dan kemanusiaan, telah mengamanatkan agar mereka juga mendapatkan hak-hak layanan pendidikan yang sama dan terbaik. 

Praktisnya, kehadiran IBAM bertujuan untuk: 

  • Membantu mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan makna dan nilai karakter sebagai jiwa penyelenggaraan pendidikan, khsusunya bagi penyelenggaraan pendidikan khusus dan rehabilitasi kasus-kasus kejiwaan.
  • Membantu membangun dan membekali Generasi Emas Indonesia 2045 dalam menghadapi dinamika perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21 yang berbasis pada minat bakat anak.  
  • Membantu mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh dan fondasi pendidikan nasional melalui harmonisasi olah hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik).
  • Membantu merevitalisasi dan memperkuat kapasitas ekosistem pendidikan khusus dan layanan kesehatan mental untuk mendukung perluasan implementasi pendidikan karakter.

Tuesday, October 10, 2017

Sekolah Autis Berasrama di Malang

Sekolah autis berasrama adalah konsep sekolah boarding school yang dipersiapkan secara khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus, terutama autisme. Ini merupakan konsep pendidikan terpadu dan kholistik, dimana sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar, tetapi juga bermain, bersosialisasi, berkeluarga, melakukan proses terapi dan rehabilitasi. Sekolah ini adalah solusi bagi para orangtua yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengurus anak secara maksimal di rumah, karena kesibukan pekerjaan dan bisnis yang digeluti.

Sekolah autis berasrama tidak banyak di temui, hanya saja beberapa kota besar di Jawa Timur seperti Malang dan Surabaya, bisa ditemukan. Sebut saja misalnya pusat layanan autis Tlogowaru Malang, sekolah autis bakti luhur, dan pusat terapi rehailitasi "Psycho Care" Malang. Khusus, untuk "Psycho Care" Malang merupakan klinik psikologi anak yang merupakan biro konsultasi psikologi di Malang, yang telah bertahun-tahun mengembangkan layanan psikodiagnostik, terapi, rehabilitasi, dan modifikasi perilaku anak berkebutuhan khusus, sekolah kepribadian dan praktik konsultasi psikolog di Malang yang terbuka untuk masyarakat umum.

"Psycho Care" Malang bisa dibilang merupakan zona sekolah terapi, rehabilitasi, modifikasi perilaku, dan penyembuhan bagi anak-anak berkebutuhan khusus dengan berbagai kasus, termasuk kasus-kasus perkembangan dan pembelajaran anak, sekolah kepribadian dan pembentukan karakter anak berdasarkan minat dan bakat yang dimiliki. Konsep yang dikembangkan adalah assesmen, pendampingan, terapi dan modifikasi perilaku anak yang dapat dilakukan baik di klinik maupun di rumah masing-masing atas permintaan orangtua. 

Sekolah autis apapun bentuk dan layanannya, yang terpenting adalah fokus pada penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi anak, baik masalah perkembangan maupun masalah belajar kholistik secara fisik, psikis, dan sosial. "Psycho Care" Malang, menyarankan bagi para orangtua dan pendidik untuk segara mengenali secara dini masalah-masalah perkembangan anak dan mengkonsultasikannya kepada ahli. Sebab kecepatan dan ketepatan penanganan akan mempermudah anak keluar dari masalah-masalahnya, terutama jika hal itu terdeteksi pada awal-awal usia perkembangannya (usia 0-6 tahun/golden age). 

Banyak ahli perkembangan anak meyakini bahwa jika masalah-perkembangan anak mampu dikenali lebih dini, terutama pada usia awal-awal perkembangannya (golden age/usia pra sekolah), maka kemungkinan besar dapat dengan mudah disembuhkan atau diselesaikan. Sebab ada kecenderungan jika masalah-masalah itu baru diketahui atau terdeteksi di usia sekolah (6-18 tahun), maka masalah-masalah perkembangan dan belajar anak bisa menetap dan susah untuk disembuhkan. Maka yang bisa dimaksimalkan hanyalah minat dan bakat spesifik anak, sementara untuk kecerdasan intelektual (kognitif) dan sosial (afektif) anak sulit dikembangkan atau dioptimalisasi.

Monday, August 21, 2017

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perilaku yang ditandai dengan gangguan pemusatan perhatian, pembicaraan yang lepas kontrol, dan perilaku yang hiperaktif. Pada umumnya, gangguan ini dijumpai pada anak sekolah dan sering ditemukan pada laki-laki. Sebelumnya, ada istilah ADD, yakni Attention Deficit Disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkannya hiperactivity penulisan istilah tersebut semakin beragam. Ada yang ditulis ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Namun demikian, penulisan istilah-istilah itu maksudnya adalah sama.

Istilah ADHD mungkin merupakan istilah baru, tetapi anak yang memperlihatkan perilaku overaktif dan tidak terkendali telah terjadi sejak lama. Pada tahun 1845 Heinrich Hoffman, seorang neurolog untuk pertama kalinya menulis mengenai perilaku yang kemudian dikenal dengan hiperaktif. Dalam literatur lain dijelaskan, ADHD pertama kali ditemukan pada tahun 1902 oleh seorang dokter Inggris, Profesor George F Still, dalam penelitiannya terhadap sekelompok anak yang menunjukkan suatu "ketidakmampuan abnormal untuk memusatkan perhatian, gelisah, dan resah". Ia menemukan bahwa anak-anak tersebut memiliki kekurangan yang serius dalam hal kemauan yang berasal dari bawaan biologis. Gangguan tersebut disebabkan oleh sesuatu di dalam diri si anak dan bukan karena faktor-faktor lingkungan.

ADHD memberikan gambaran tentang suatu kondisi medis yang mencakup disfungsi otak. Jika terjadi pada seorang anak, keadaan tersebut dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar, kesulitan perilaku, dan kesulitan bersosialisasi. ADHD memang tidak selalu disertai gangguan hiperaktif. Karena itu, di Indonesia istilah ADHD lazimnya diterjemahkan menjadi gangguan pemusatan perhatian saja. Anak yang mengalami ADHD kerapkali tumpang tindih dengan kondisi-kondisi lainnya, seperti disleksia, dispraksia, gangguan menentang dan melawan (Oppositional Defiant Disorder/ODD).

Anak ADHD menunjukkan berbagai perilaku yang khas, misalnya anak tidak bisa duduk dalam waktu yang lama di dalam kelas, dia selalu bergerak, atau anak yang melamun, tidak dapat memusatkan perhatian kepada proses belajar dan cenderung tidak bertahan lama untuk menyelesaikan tugas, atau seorang anak yang selalu bosan dengan tugas yang dihadapi dan selalu bergerak ke hal lain. Perilaku semacam itu pada umumnya muncul sebelum umur tujuh tahun.

ADHD sendiri sebenarnya adalah kondisi neurologis yang menimbulkan masalah dalam pemusatan perhatian dan hiperaktivitas. Keadaan itu tidak sejalan dengan perkembangan usia anak. ADHD merupakan suatu kondisi kegagalan perkembangan dalam fungsi sirkuit otak yang menghambat monitoring dan kontrol diri. ADHD bukan semata-mata gangguan perhatian seperti asumsi selama ini. Hilangnya regulasi diri mengganggu fungsi otak yang lain dalam memelihara perhatian. Anak-anak dengan ADHD biasanya menampakkan perilaku yang dapat dikelompokkan dalam dua kategori utama, yaitu kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dan hiperaktif-impulsivitas.

Kurangnya kemampuan memusatkan perhatian dapat muncul dalam perilaku berikut: (1) ketidakmampuan memperhatikan detil atau melakukan kecerobohan dalam mengerjakan tugas, bekerja, atau aktivitas lain; (2) kesulitan memelihara perhatian terhadap tugas atau aktivitas bermain; (3) kadang-kadang terlihat tidak perhatian ketika berbicara dengan orang lain; (4) tidak mengikuti perintah dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas; (5) kesulitan mengorganisasikan tugas dan aktivitas; (6) kadang-kadang menolak, tidak suka, atau enggan terlibat dalam tugas yang memerlukan proses mental yang lama, misalnya tugas sekolah; (7) sering kehilangan barang miliknya, misalnya maninan, pensil, dan buku; (8) mudah terganggu stimulus dari luar; dan (9) sering lupa dengan aktivitas sehari-hari.

Sampai saat ini belum jelas faktor apa yang dapat menyebabkan munculnya ADHD. Meskipun demikian, banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang neurologi dan ilmu genetika yang menunjukkan titik terang. Banyak peneliti mencurigai faktor genetik dan biologis sebagai penyebab ADHD. Disamping itu, ada juga faktor lingkungan anak. Studi terhadap gambar otak menunjukkan bagian otak anak-anak ADHD yang tidak berfungsi. Namun, diduga kondisi demikian berkaitan dengan mutasi beberapa gen. Selain faktor genetik, terdapat beberapa faktor yang memiliki kontribusi dalam munculnya ADHD, diantaranya kelahiran prematur, konsumsi alkohol dan tembakau (rokok) saat ibu hamil, terpapar timah dalam kadar tinggi, dan kerusakan otak sebelum lahir. Beberapa pihak lagi mengklaim bahwa zat aditif pada makanan, gula, ragi, dan pola asuh yang kering dapat memunculkan ADHD. Namun pendapat-pendapat tersebut kurang didukung fakta dan data yang akurat.